Postingan Terunggul Hari Ini

4 Pilihan Dalam Berkehidupan

4 pilihan dalam berkehidupan : Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu : 1. Dengan kedudukan Ja...

Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar

Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar - Tak berlebihan, Anwar Ibrahim, saat dipuji atas keberhasilan Malaysia memproduksi Proton menatap balik dengan heran. ”Tahukah adinda, sebanyak apapun Proton yang kami produksi, itu belum ada apa-apanya jika dibandingkan satu N-250 yang telah diproduksi Indonesia”, kata Anwar kepada KH Hasanain Jaini.
Beliau benar. Beliau jujur.


Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar
Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar

Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar
Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar

Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar
Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar

Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar
Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar

Anwar baru bicara N-250, yang berkapasitas 50 penumpang.
Kini, Ilham Habibie, putra dari satu putra terbaik bangsa, tengah sibuk memenuhi 125 order pembuatan pesawat R-80. Pesawat modern yang lebih canggih dan 15-20% lebih efisien bahan bakar dibandingkan pesawat termodern kini di dunia. Tak pelak, meski dibanderol Rp 300 miliar per-pesawat, pesawat yang seluruh lini produksinya dirancang sendiri oleh putra-putri bangsa besar ini, kebanjiran order.

Apakah kehebatan ini belum cukup membuat pemimpin bangsa ini berdecak kagum?
Apakah masih menatap rendah dan tidak percaya diri dengan kapasitas putra-putri Indonesia?
Apakah bangsa ini masih harus menatap lebih tinggi bangsa lain, ditelan mentalitas Indon yang sering mereka gambarkan dalam visualisasi ART?
Apakah bukan kini saatnya kita bangkit menata harga diri sebagai bangsa terhormat?
Sungguh kita, saya dan kamu-kamu, juga dikau wahai pemimpin,
telah berdosa dan bersalah,
tidak memberi apresiasi setinggi-tingginya atas jerih payah anak bangsa.

Mana dukungan all out kita memfasilitasi putra-putra terbaik bangsa ini menelurkan karya-karya masterpiece, yang monumental untuk kemajuan bangsanya?

Bahkan satu sahabat karib, Ricky Elson, telah berkorban kehilangan pekerjaan di negeri Sakura, demi membangun mobil listrik yang unggul, tanpa mendapatkan apresiasi dan dukungan. Membangun pembangkit listrik tenaga angin, yang memang penting untuk rakyat kita di seantero pelosok negeri, tanpa sentuhan keberpihakan dari pemerintah.

Ironisnya, 2 hari yang lalu, kita dihenyakkan kenyataan, MoU "Indonesia National Car" antara PT ACL, perusahaan otomotif lokal yang konon belum dikenal Gaikindo dengan Proton, perusahaan jiran yang diambang kebangkrutan.

Tidakkah terpikir, bila harus kendaraan berbahan bakar fosil,
kenapa tidak menggandeng perusahaan asing terbaik sekalian?
kenapa tidak memilih mitra lokal perusahaan yang telah memiliki reputasi?
Contohnya, PT Adiputro, yang berdiri tahun 1975 dan terbukti sukses memasarkan mobil dan bus bermesin eropa ke mancanegara dengan kualitas karoseri yang patut kita banggakan.

Atau bahkan lebih baik dengan BUMN seperti PT. Pindad, yang sejak tahun 2013 tengah menyiapkan mobil sekaliber hummer yang canggih itu untuk versi sipil?
Jika untuk kerjasama berkualitas tinggi seperti ini, presiden dan rombongan menghabiskan APBN melawat keluar negeri, kita tentu akan memuji. Tapi bila demi balas budi, bagaimana rakyat merasa dihargai?

Maka pada malam ini, masih di area kampus ini, saya hanya bisa tercenung. Mengingat kisah seorang teman, yang menceritakan betapa hebatnya bung Karno berusaha membangkitkan kepercayaan dan harga diri bangsa kita yang porak-poranda oleh penjajahan. Bangsa yang dikonotasikan Inlander, atau Indon di era kini.

Menjawab pertanyaan jurnalis yang terus memojokkan kebijakannya membangun proyek monumental untuk bangsanya, dengan lantang Bung Karno berkata,
”Saya adalah pemimpin.
Sebagai pemimpin,
saya bukan hanya berkewajiban memenuhi kebutuhan biologis rakyat saya,
tapi juga memenuhi kebutuhan batin mereka.
Sebagai bangsa,
mereka butuh kebanggaan, butuh kehormatan, dan hal-hal semacam itu tak kalah pentingnya dibanding mengatasi perut yang keroncongan.
Tanpa kebanggaan dan kehormatan,
mereka bisa kehilangan alasan untuk melakukan hal-hal lain”.
Jleb!! Kata-kata yang membuat saya tertegun.
Menusuk dan masuk menikam relung hati saya.
Itulah jawaban pemimpin yang memiliki karakter hebat.
Yang memiliki cinta yang hebat, pada rakyatnya, pada bangsanya.
Bukan hanya kebahagiaan artifisial urusan biologis bangsanya.

Ia bahkan peduli dengan perkembangan kesehatan mental dan kebutuhan batin rakyatnya. Kebutuhan akan kehormatan dan harga diri.
Menutup malam yang sunyi, saya masih bertanya,
apa yang tengah hilang dari kepemimpinan di negeri ini?

Perth, 8 Februari 2015
Prayudhi Azwar
( Note: Wawancara Ilham Habib, bisa anda cari di youtobe )


Penghargaan seharusnya untuk semua
Karena semua berbagi dan berkontribusi
Meski hanya pikiran-pikiran sederhana
Meski hanya kreativitas seadanya
Penghargaan seharusnya membuat semua bergembira
Tak ada yang kecewa atau dikecewakan
Bersuka ria merayakan kebersamaan
Tanpa ada yang merasa tersingkirkan atau disingkirkan
Penghargaan seharusnya memotivasi semua
Tak ada yang merasa antipati
Semakin semangat dengan sepenuh hati
Tanpa ada rasa ingin pergi dan tak kembali
Penghargaan seharusnya menyatukan
Menambah erat persaudaraan dan kekeluargaan
Tanpa ada rasa dibedakan
Apalagi diabaikan

Tag: Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar, Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar, Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar,, Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar,, Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar, Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar, Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar, Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar, Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar, Kebanggaan indonesia : Prayudhi Azwar

Silahkan Masukkan Email anda Untuk Update Fakta Lainnya: