Postingan Terunggul Hari Ini

Suasana Pada Masa lalu Membawa Mendung

Terpendam rindu mendayung kalbu, hati-hati untuk kusentuh, takut-takut bisa menyakiti. Sayup-sayup hening menyapa, mengantar roh pada masa i...

Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi



Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi - Hai sahabat BLOGGER JEMO LINTANK, apa kabar? Semoga sehat ya.. Oh ya sudah siap belajar belum? Pasti sudah yah.. Kemarin admin sudah memposting Artikel : Tau Gak Sih Pengetahuan-Pengetahuan Menarik ini dan sekaran Admin posting tentang Ayat-ayat Al-qur'an tentang toleransi.. Apa saja sih ayat Al-qur'an yang menjelaskan tentang toleransi? Yuk dibaca:


Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi
Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi

Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi Yang pertama

A. Surah Al-Kafirun (109) ayat 1-6 tentang sikap terhadap orang yang berbeda agama dan keyakinan
Katakanlah (Muhammmad), “Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyemab apa yang aku sembah, dan aku tidak akan pernah menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamau, dan untukku agamaku” (Q.S al-Kafirun)

Isi kandungan Surah Al-Kafirun (109) ayat 1-6

Allah Swt dan rasul-Nya menganjurkan umat islam bertoleransi dalam bidang muamalah, yaitu hal-hal yang menyangkut kemanusiaan dan tolong-menolong. Misalnya bersama-sama membangun jembatan, menengok ketika ada yang jatuh sakit, bergotong royong membangun rumah, menolong pemeluk agama lain yang tertimpa musibah, dan kegiatan masyarakat lainnya.

Hal ini dicontohkan Rasulullah yang menghormati jenazah Yahudi yang lewat di hadapannya. Namun, dalam bertoleran si kita tidak boleh mencampuradukkan masalah akidah. Akidah merupakan bagian esensial atau inti dari suatu agama. Agar tidak terjadi kebiasaan mencampuraduk kaidah Allah menurunkan Surah al-kafirun (109) sebagai pedoman dalam bertoleransi tersebut.

Orang-orang kafir mnengutus beberapa utusan untuk berdialog dan berkompromi dengan nabi Muhammad Saw. Dialog ini dimaksudkan untuk menjatuhkan Nabi Muhammad dan agar kaum muslimin kembali pada ajaran nenek moyang atau menyembah berhala. Dalam dialog ini kaum kafir mengusulkan kepada Rasulullah Saw untuk berkompormi dengan cara berganti-ganti praktik ibada. Selama satu tahun kafir akan mengikuti Rasulullah menyembah Allah swt/ Pada tahun berikutnya Rasulullah dan umat islam yang mengikuti kaum kafir menyembah berhala. Allah swt menurunkan surah al-kafirun (109) ayat 1-6 untuk menjawab kompromi yang diajukan oleh orang-orang kafir.

Surah al-kafirun (109) merupakan penegasan larangan mencampuradukkan akidah dan keimanan islam dengan ajaran agama lain. Kemurnia akidah islam harus dijaga, inilah kandungan pertama surah al-kafirun (109), yaitu ikrar kemurnian tauhid.. Tidak ada yang dapat menyamai kebenaran akidah islam. Oleh Karen  itu, Allah swt melarang hamba-Nya mencampuradukkan akidah dan keimanan yang ia anut dengan keyakinan umat lain. Kandungan kedua surah al-kafirun (109) adalah ikrar penolakan terhadap semua bentuk praktik peribadatan kepada selain Allah swt. Yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Islam menganjurkan umatnya bertoleransi. Akan tetapi, jika sudah menyangkut masalah akidah, keimanan dan ibadah islam tidak lagi mengenal toleransi. (Hamka. 2004. Halaman 288-289).

Keragaman dan perbedaan keyakinan merupakan realita yang tidak dapat ditolak. Keragaman dan perbedaan secara realita akan tetap ada hingga akhir dunia. Perhatikan firman Allah swt berikut yang artinya
“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat (Q.S Hud (11): 118)

Ayat keenam surah al-Kafirun (109) menegaskan bahwa bagimu agamamu dan dan bagiku agamaku. Ayat ini menyatakan ikrar dan ketegasan sikap setiap muslim terhadap orang kafir. Islam tidak mengenal toleransi atau kompromi dalam bidang akidah dan ibadah. Islam melarang pencampuradukan akidah islam dengan agama lain. Tauhid tidak dapat dicampuradukkan dengan syirik.

Secara umum surah al-Kafirun (109) mengandung makna toleransi terhadap agama lain dan kepercayaanya. Toleransi ini berarti pengakuan tentang adanya realita perbedaan agama dan keyakinan, bukan pengakuan pembenaran terhadap agama dan keyakinan selain islam. Islam adalah agama yang benar dan tidak ada yang dapat menyamai syariat islam.

Surah al-Kafirun (109) merupakan pedoman bagi umat islam dalam bersikap menghadapi perbedaan yang ada. Selain itu, surah al-kafirin (109) ayat 1-6 juga merupakan pedoman dalam meletakkan hubungan sosial. Perbedaan agama dan keyakinan tidak menutup jalan untuk tolong-menolong. Perbedaan agama dan keyakinan tidak menjadi alasan untuk bermusuhan.

Dendam dan permusuhan antargolongan tidak bermanfaat. Dendam dan permusuhan hanya mendatangkan kesengsaraan dan kerugian. Ketenangan dan kedamaian sirna oleh dendam dan permusuhan. Perbedaan dan keragaman harus disikapi dengan bijaksana. Kita tidak menganggu penganut agama lain dan tidak mau diganggu oleh penganut agama lain. Meskipun dianjurkan bertoleransi, kita harus tetap memiliki keyakinan penuh pada keislaman dan agama yang kita anut. Hanya islam agama yang diridhai Allah swt. Jangan sampai sikap toleransi yang kita tunjukkan melunturkan keyakinan terhadap agama sendiri.
Kesimpulan yang dapat diambil dari surah Al-kafirun (109) sebagai berikut
a. Islam mengakui terhadap realita agama dan keyakinan lain.
b. Islam mengizinkan umatnya berinteraksi dengan umat nonmuslim dalam bidang muamalah
c. Islam melarang toleransi dalam bidan akidah dan ibadah
d. Islam secara tegas menolak segala bentuk kemusyrikan, ritual ibadah atau hukum yang terdapat dalam agama lain.

Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi yang kedua

B. Surah Yunus (10) ayat 40-41 tentang sikap terhadap orang yang berbeda pendapat

Dan diantara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-qur’an) dan diantaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya , sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Yunus (10) : 40-41)
Isi kandungan Surah Yunus (10) ayat 40-41

Allah swt dalam surah Yunus (10) ayat 40-42 menjelaskan bahwa umat manusia terbagi menjadi dua dalam menerima Al-Qur’an. Pertama, golongan yang benar-benar memercayai dengan iktikad baik terhadap Al-qur’an. Dalam golongan orang yang beriman kepada Al-qur’an terdapat pula orang-orang yang hanya beriman secara lahir, sedangkan hati dan batinnya belum beriman. Kedua, golongan  yang tidak beriman pada Al-qur’an.

Keadaan umat nabi Muhammad saw. Ini juga terjadi ketika wahyu turun di mekah. Ada golongan yang beriman dan ada yang tidak beriman atau bertahan dengan agama nenek moyang. Setelah islam tersebar luas, kedua golongan penerima Al-qur’an ini tetap bertahan. Di antara mereka ada yang sepenuh hati menerima Al-qur’an. Sebagian lagi ada yang menerima al-qur’an hanya karena keturunan.

Dalam lanjutan ayatnya Allah swt menjelaskan bahwa Dia lebih mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan. Orang-orang yang menerima Al-qur’an hanya di bibir atau karena keturunan, suatu saat akan mengetahui akibat perbuatannya. Allah swt mengetahui orang-orang yang benar-benar beriman pada Al-qur’an dan Allah juga mengetahui orang-orang yang hanya beriman di bibir. Bagi mereka yang berbuat aniaya, menzalimi diri sendiri, membuat kerusakan, dan berbagai tindakan yang bertentangan dengan syariat lainnya akan mengetahui akibat perbuatannya. Mereka akan menerima balasan yang sesuai dari zat yang maha mengetahui.

Ayat 40 surah Yunus (10) menjelaskan bahwa orang-orang yang memilih beriman atau tidak beriman pada Al-qur’an akan bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Jika manusia memilih tidak beriman pada Al-qur’an, mereka akan bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Orang-orang yang tidak beriman pada kebenaran yang dibawa oleh nabi Muhammad sebagai utusan Allah akan bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Tiap-tiap manusia bertanggung jawab terhadap amal perbuatan atau pilihannya, tidak ada satu orang pun yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan atau pilihan orang lain.

Pilihan beriman atau tidak beriman memiliki akibat yang berbeda. Pilihan tidak beriman akan mendapat balasan yang sesuai. Begitu juga pilihan beriman dan berpegang teguh terhadap Al-qur’an tentu akan memperoleh balasan yang sesuai. Tidak mungkin kebaikan akan mendapat balasan yang buruk dari-Nya. Kebaikan akan mendapat balasan yang baik, sedangkan pilihan yang tidak beriman dan tetap dalam kekafiran tentu akan mendapat balasan yang buruk.

Seseorang yang beriman tidak akan bertanggung jawab terhadap perbuatan orang lain yang tidak beriman. Orang yang tidak beriman juga tidak bertanggung jawab terhadap pilihan orang-orang yang beriman. Tiap-tiap manusia akan bertanggung jawab terhadap perbuatannya masing-masing. Tidak ada dosa limpahan orang lain. Pahala orang-orang yang mengerjakan kebaikan dan beriman tidak ada sangkut pautnya dengan orang-orang yang tidak beriman. Dosa yang diperoleh oleh orang-orang yang tidak beriman juga tidak ada sangkut pautnya dengan orang-orang yang beriman. Orang-orang yang tidak beriman akan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Orang-orang yang beriman juga akan bertanggung jawab terhadap pilihannya.

Sikap yang ditunjukkan terhadap setiap pilihan adalah menghormati dan menghargai pilihan tersebut. Orang-orang yang beriman menghormati dan menghargai pilihan orang-orang yang tidak beriman. Dengan keyakinan bahwa pilihan tesebut salah dan akan mendapat baalsan yang sesuai di akhirat kelak. Orang-orang yang tidak beriman juga menghormati dan mengharagai pilihan saudaranya untuk beriman. Mereka tidak boleh menganggu amal atau ibadah yang dilaksanakan orang-orang yang beriman.

Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi yang ketiga

c. Surah Al-Kahf (18) ayat 29 Tentang kebebasan untuk beriman atau kafir

Artinya : Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.” Sesungguhnya kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti bersi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek (Q.S al-Kahf (18): 29)
Kandungan Surah Al-Kahf (18) ayat 29       
    
Ayat 29 surah Al-kahf (18) menjelaskan bahwa kebenaran berasal dari Tuhan. Dalam menghadapi atau menerima kebenaran tidak terdapat perbedaan antara si kaya atau si miskin. Si kaya yang ingin beriman, berimanlahh. Si miskin yang ingin beriman, berimanlah. Seseorang yang ingin kafir dipersilahkan juga oleh Allah swt dalam ayat ini Allah swt membebaskan manusia untuk menentukan pilihan. Sebelum menentukan pilihan, manusia sudah diberi tahu bahwa kebenaran berasal dari Allah.

Allah swt mengaruniakan manusia berupa akal. Manusia mempergunakan akal tersebut untuk berpikir dan memilih beriman atau kafir. Jika seseorang memilih beriman, berarti ia telah menuruti kata hati atau suara akal. Bagi orang-orang yang memilih kafir, mereka akan menanggung akibat pilihannya itu. Bukan orang lain yang akan bertanggungg jawab terhadap pilihannya.

Beriman atau kafir merupakan suatu hal yang harus dipilih. Allah telah memberi kebebasan kepada manusia untuk menjatuhkan pilihan. Di balik pilihan yang disediakan terdapat akibat yang telah menunggu. Orang-orang kafir telah menzalimi diri mereka sendiri. Mereka menolak kebenaran yang datang dari Allah swt. Mereka menolak atau mengingkari kata hatinya tentang kebenaran yang datang dari-Nya. Bagi mereka yang memilih kafir atau menzalimi diri sendiri, neraka menjadi tempat kembalinya. Mereka terkepung di dalam neraka dan tidak dapat keluar. Pagar neraka terlalu kuku untuk dilewati manusia yang ada di dalamnya.

Ayat 29 surah al-Kahf (18) juga menjelaskan bahwa orang-orang yang ada di dalam neraka jika mereka minum, mereka akan diberi minum. Akan tetapi, minuman yang mereka terima berupa air seperti bersi yang mendidih yang menghanguskan wajah. Jika penghuni neraka meminum air tersebut, haus yang mereka rasakan tidak hilang. Semakin diminum penghuni neraka akan semakin merasakan kesengasaan. Wajah mereka hangus oleh panasnya api neraka dan panasnya minuman yang mereka minum.

Minuman yang disediakan untuk penghuni neraka merupakan minuman yang paling buruk. Manusia belum pernah melihat, bahkan membayangkan  minuman tersebut di dunia. Akan tetapi, sejelek-jelek minuman itulah yang akan diterima oleh penghuni neraka (mereka yang memilih kafir). Selain menjelaskan bahwa neraka merupakan tempat istirahat yang jelek.

Beginilah akhir atau akibat yang akan diterima orang-orang yang memilih kafir. Mereka yang sselama di dunia sombong dengan kedudukannya dan menolak kebenaran yang datang dari Allah swt.Di akhirat kelak mereka akan tinggal di neraka dan diberi minuman yang paling buruk. Selain itu, orang-orang yang memilih kafir juga diberi tempat istirahat yang paling buruk.


Rangkuman Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi

Suatu hari, kaum quraisy sudah mulai putus asa dengan perkembangan silam di mekah. Pengaruh Muhammad yang membawa agama baru semakin terasa di kalangan Masyarakat. Setelah berembuk, mereka mengutus beberapa orang untuk menemui Muhammad “Hai Muhammad. Hentikanlah dakwaanmu mengajak warga mengikuti agamamu. Bagaimana kalau kita saling berbagi Satu hari kami menyembah Tuhanmu dan satu hari engkau menyembah Tuhan kami?”

Muhammad Rasulullah yang mendengar tawaran seperti itu menolak dengan halus. Selanjutnya turunlah ayat 1-5 surah al-kafirun (109) Bagaimanakah sebenarnya cara kita bersikap kepada orang-orang non islam? Inilah yang akan kita bahas.

Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi adalah sbb :

Surah Al-Kafirun (109) ayat 1-6 tentang sikap terhadap orang yang berbeda agama dan keyakinan
Katakanlah (Muhammmad), “Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyemab apa yang aku sembah, dan aku tidak akan pernah menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamau, dan untukku agamaku” (Q.S al-Kafirun)

Surah Yunus (10) ayat 40-41 tentang sikap terhadap orang yang berbeda pendapat

"Dan diantara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-qur’an) dan diantaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya , sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Yunus (10) : 40-41)

Surah Al-Kahf (18) ayat 29 Tentang kebebasan untuk beriman atau kafir

Artinya : Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.” Sesungguhnya kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti bersi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek (Q.S al-Kahf (18): 29)

Kebenaran adalah milik Allah semata.tidak ada satupun kebeneren yang keluar dari selain allah.sebagai umat islam, kita di perintakan untuk mendakwakan islam ke pada toleransi.

Demikianlah Artikel Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi.. Jangan lupa nantikan pengetahuan lainnya hanya di blogger jemo lintank :)

Tag : Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi, Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi


Silahkan Masukkan Email anda Untuk Update Fakta Lainnya:

0 Response to "Ayat-ayat Al-qur’an tentang toleransi"

Post a Comment

Tolong Jangan Melakukan SPAM ya.
KOMENTARLAH SESUAI ARTIKEL DI ATAS :)

TERIMA KASIH
ADMIN
INDRA SAPUTRA