Postingan Terunggul Hari Ini

Suasana Pada Masa lalu Membawa Mendung

Terpendam rindu mendayung kalbu, hati-hati untuk kusentuh, takut-takut bisa menyakiti. Sayup-sayup hening menyapa, mengantar roh pada masa i...

Cara Merawat kuku tangan dan kuku kaki menggunakan putri malu

Cara Merawat kuku tangan dan kuku kaki menggunakan putri malu

Cara Merawat kuku tangan dan kuku kaki menggunakan putri malu - Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/layu dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula.

Cara Merawat kuku tangan dan kuku kaki menggunakan putri malu
Cara Merawat kuku tangan dan kuku kaki menggunakan putri malu

Dan tahukah Anda bahwa Tanaman Putri Malu ini ternyata dapat dijadikan sebagai perawatan untuk kuku kaki ataupun tangan, beriku cara-caranya:

1. Cabut tanaman putri kayu sampai ke akar-akarnya, direbus dengan air secukupnya hingga mendidih.

2. Biarkan airnya dingin lalu tuangkan ke dalam baskom atau ember

3. Masukkan kaki atau tangan untuk direndam di dalam situ

Air rebusan ini baik untuk mempertahankan kelembaban tangan dan kaki, menghilangkan gatal-gatal akibat gigitan serangga atau karena kutu air

Gatal-gatal seperti itu biasanya dialami oleh mereka yang banyak bermain dengan air, seperti tukang masak, tukang cuci piring, dan tukang cuci baju.

Sumber cara ini berasal dari seseorang pengusaha warung yang setiap pagi memasak berbagai hidangan untuk sarapan dan siang hari. Dan cara diataslah yang dilakukan olehnya untuk perawatan kuku dan tangan. Tidak ada salahnya mencoba, bukan ? Semoga bermanfaat.
Read More
3 Berita terheboh Bulan ini

3 Berita terheboh Bulan ini

3 Berita terheboh Bulan ini - Januari 2016 telah terlewati Ada berbagai berita-berita terheboh yang mengguncang indonesia. Berikut 3 Berita terheboh bulan ini yang BLOGGER JEMO LINTANK telah rangkum..

Berita terheboh Bulan ini yang pertama adalah tentang pengeboman Jakarta.

3 Berita terheboh Bulan ini
3 Berita terheboh Bulan ini


14 Januari 2016 Jakarta sempat dihebohkan dengan adanya pengeboman. Dan sekaran Porli Telah menetapkan 6 Tersangka.

Liputan6.com, Jakarta - Polri telah menetapkan 6 tersangka peledakan bom dan penembakan di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat 14 Januari lalu.

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menuturkan, 6 tersangka tersebut adalah DS alias DD, AH alias AI, C alias AS, J, AM alias II, dan F alias AZ.

"6 Orang ini terkait dengan kasus bom yang di Jalan Thamrin, 14 Januari 2016 yang lalu," kata Badrodin saat memberikan keterangan persnya di Aula Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/1/2016).

6 Tersangka, kata Kapolri, ditangkap dari beberapa daerah terpisah. Di antaranya di Cirebon, Indramayu, dan Tegal.

Badrodin mengungkapkan, dari tangan 6 tersangka, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menyita sejumlah barang bukti, di antaranya 2 pucuk senjata api dan berbagai material serta bahan baku bom.

"Dan ada bom yang belum diledakkan. Kemudian proyektil dan serpihan bom dari tabung gas," kata dia.

Namun, Badrodin masih merahasiakan peran para tersangka yang diduga terkait langsung dengan teror Jakarta. Hanya saja, dia memastikan para tersangka mengetahui proses pembuatan bom untuk teror Ibu Kota.

"Tersangka DS alias DD ini perannya membeli tabung gas untuk membungkus bom. Yang AH ini perannya membeli senjata api," Badrodin menandaskan.

Hashtag : #KamiTidakTakut dan #PolisiGanteng Sempat menghiasi dunia maya seluruh dunia.

Berita terheboh Bulan ini yang  Kedua adalah Kesesatan Gafatar

3 Berita terheboh Bulan ini
3 Berita terheboh Bulan ini


Sang Pencerah.com - Sekarang lagi marak orang hilang yang dikaitkan dengan salah satu ormas GAFATAR ( Gerakan Fajar Nusantara). Siapakah sebenarnya asal usul GAFATAR ? Berikut akan diulas asal usulnya oleh Ustadz Abu Deedat Syihab, anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Dalam makalah beliau berjudul “Membongkar Kesesatan Komunitas Millah Abraham” mengungkapkan keterkaitan Walean dengan aliran sesat lainnya di Indonesia. Salah satunya dengan Ahmad Mushaddeq yang mendirikan aliran sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyah, cikal bakal GAFATAR. Makalah ini pernah dimuat di Majalah Tabligh, Oktober 2013.

Dari penelusuran yang ada, kemudian diketahui bahwa Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang didirikan Ahmad Mushaddeq merupakan sempalan dari NII Komandemen Wilayah (KW) 9. Setelah 40 hari dan 40 malam Abdus Salam alias Ahmad Mushaddeq bertapa/ber-tahanuts, kemudian dia mengikrarkan dirinya sebagai rasul dengan enam program pengabdian.

Kegiatan tahanuts atau menyepi itu dilakukan Ahmad Mushaddeq di Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Bogor, Jawa Barat. Pada 23 Juli 2006 sekitar pukul 20.00 WIB, Mushaddeq mengumumkan pengangkatan dirinya sebagai rasul di hadapan 54 pengikutnya setelah bertemu dengan “Waroqoh bin Naufal” yang tidak lain adalah Robert P. Walean yang membenarkan kerasulannya.

Ajaran sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyah dimulai dengan mengubah dua kalimat Syahadat yang berbunyi “asyhadu alla illa ha illallah, wa asyhadu anna Al Masih Al Maw’ud rasulullah.” Artinya, “saya bersaksi tiada illah selain Allah, dan saya bersaksi Anda Al Masih Al Maw’ud utusan Allah.”

Satu persatu, pengikut Mushaddeq berjabat tangan, saling menatap mata, dan mengucapkan ‘syahadat’ ala Mushaddeq. Meski menggunakan sejumlah istilah agama Islam dalam ajarannya, namun Mushaddeq tidak mengikuti lima rukun Islam yang dianut umat Islam. Dia menetapkan enam hal yang harus dilakukan umatnya dengan istilah enam program pengabdian.

Pertama, menjalankan qiyamul lail atau salat malam;

Kedua, tahfidz Qur’an atau menghafal kitab suci Al Quran;

Ketiga, melakukan talwiyah atau dakwah;

Keempat, melakukan taklim atau peningkatan keilmuan tentang Islam;

Kelima, penetapan atau penertiban shoff dalam struktur kepemimpinan di Al Qiyadah; dan

Keenam, melakukan shodaqoh atau bersedekah.

Keenam program itulah yang dijadikan pegangan bagi pengikut Al-Qiyadah. Dia tidak mewajibkan umatnya untuk melakukan shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, melaksanakan zakat, dan ibadah haji. Meski bergelar haji, namun Mushaddeq menampik ibadah ke Tanah Suci itu sebagai kewajiban, karena haji diartikan hanya sekadar ajang berkumpul. Shalat dan haji bukan ritual sebagaimana yang dilakukan kaum agamais (maksudnya kaum muslim). Tidak mewajibkan Shalat Jum’at, tetapi wajib mengkuduskan hari Sabat, sebagaimana ajaran Kristen Advent yang mewajibkan mengkuduskan hari Sabat.

 
Berita terheboh Bulan ini Yang ketiga Adalah Pembunuhan Mirna

3 Berita terheboh Bulan ini
3 Berita terheboh Bulan ini


Berita terbaru tentang Pembunuhan Mirna Diduga Dilakukan Secara Tim

Okezone.com - Benang kusut kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin makin membuka banyak tabir. Setelah menetapkan tersangka Jessica Kumala Wongso, polisi diyakini belum sepenuhnya menguak misteri tersebut.

Psikolog Forensik, Reza Indragiri mengungkapkan bahwa pembunuh Mirna bukanlah orang yang satu meja dengan korban. Bahkan, Reza menambahkan bahwa pembunuhan Mirna adalah pembunuhan salah sasaran dan dilakukan oleh sebuah tim.

"Kita bayangkan orang biasa seperti Mirna diracun dengan sianida 15 gram yang mana dengan dosis 200 miligram saja sudah membuat orang mati, artinya pelaku ingin betul-betul memastikan bahwa korban tewas saat itu juga tanpa sempat memberikan kesaksian," papar Reza saat talk show di iNews, Sabtu (30/1/2016).

"Saya meyakini ada tim dalam kasus ini, ada yang merencanakan, ada yang mapping tempat, ada yang memesan sianida, dan ada yang mengeksekusi yang saya yakin eksekusi itu gagal total," jelas Reza.
Untuk itu, lanjut Reza, polisi dan penyidik harus bisa memastikan dan melihat lebih luas kasus kopi beracun Mirna. "Penyidik harus memutar balik waktu, pastikan itu kopi beracun dari mana," jelas Reza.
(kha)

Itulah 3 Berita terheboh Bulan ini, kita nantikan berita terheboh apalagi yang akan terjadi bulan ini, Semoga saja bukan berita terheboh yang buruk lagi. Aaamiinn..

Tag : 3 Berita terheboh Bulan ini,3 Berita terheboh Bulan ini, 3 Berita terheboh Bulan ini, 3 Berita terheboh Bulan ini, 3 Berita terheboh Bulan ini, 3 Berita terheboh Bulan ini, 3 Berita terheboh Bulan ini,3 Berita terheboh Bulan ini, 3 Berita terheboh Bulan ini, 3 Berita terheboh Bulan ini, 3 Berita terheboh Bulan ini

Read More
Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe

Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe

Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe - Sebelumnya mimin sudah memposting tentang Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe. Sekarang Adalah cara Alami obati sakit kepala dengan Jahe.



Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe
Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe

Penyebab sakit kepala bisa diakibatkan oleh berbagai hal, namun secara umum sakit kepala bisa dikelompokkan berdasarkan penyebabnya, yaitu sakit kepala yang tidak terkait dengan penyakit lain atau disebut dengan sakit kepala primer dan sakit kepala yang diakibatkan oleh penyakit lain atau disebut juga sakit kepala sekunder.. Mari kita obati sakit kepala dengan bahan alami yaitu jahe.

Bahan-Bahan yang anda perlukan :

1. Seibu jari jahe
2. Gula Aren
2. Air hangat
3.Ulekan
4. Panci


Cara Pembuatan Obat Alami sakit kepala dengan jahe :

Ambil jahe seibu jari, bakar lalu memarkan. Seduh dengan segelas air dan beri sedikit gula aren, minum sekaligus. Minum tiga kali sehari.


Tag : Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe,Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe, Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe, Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe, Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe, Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe, Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe, Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe, Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe, Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe, Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe, Cara Alami Obati sakit kepala dengan jahe
Read More
Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe

Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe

Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe -  Umbi jahe mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat sebagai antioksidan. Sifat inilah yang membuat jahe disebut-sebut berguna sebagai komponen bioaktif antipenuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe
Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe


Salah Satu Manfaat Jahe yaitu dapat mengobati kaki terkilir. Anda mengalami kaki terkilir, dan ingin mengobati dengan bahan Alami? Jahe dapat dijadikan obat Alami untuk kaki terkilir.

Bahan yang anda perlukan adalah :

1. Jahe kurang lebih dua ruas
2. Air cucian
3. Parutan
4. Garam

Cara pembuatan Resep pengobatan kaki terkilir dengan jahe adalah

Ambil jahe lebih kurang dua ruas. Cuci bersih lalu parut, tambahkan sedikit garam. Balurkan ramuan ini pada anggota tubuh yang terkilir. Lakukan dua kali sehari.

Itulah cara mudah mengobati kaki terkilir dengan jahe. Semoga bermanfaat.

Jangan lupa baca juga : Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi

Tag : Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe,Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe, Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe, Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe, Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe, Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe, Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe, Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe, Cara Mengobati Kaki terkilir dengan jahe
Read More
Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi

Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi

Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi - Anda mengalami sariawan, obati saja dengan kemangi.

Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi
Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi





Baca Juga Artikel : Ingin Hamil Sehat? Konsumsi buah alpukat


Seriawan (disebut pula sariawan) atau stomatitis aftosa (stomatitis aphtosa) adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung. Munculnya Seriawan ini disertai rasa sakit yang tinggi.

Seriawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.
 
Dan tahukah anda, Kemangi ternyata mampu mengobati sariawan.
 
Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daun kemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng. Di Thailand ia dikenal sebagai manglak dan juga sering dijumpai dalam menu masakan setempat.

Kemangi adalah hibrida antarspesies antara dua spesies selasih, Ocimum basilicum dan O. americanum. Ia dikenal juga sebagai O. basilicum var. anisatum Benth. Aroma khasnya berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada daun dan bunganya.

Masyarakat Minangkabau menggunakan tumbuhan sejenis kemangi yang dinamakan dengan ruku-ruku yang di dalam Bahasa Thailand disebut sebagai bai kra pao. Ruku-ruku biasanya digunakan untuk memasak gulai ikan dan asam padeh (asam pedas).
 
Cara pengobatan sariawan dengan kemangi adalah dengan mengunyah daun kemangi dan memakannya, lalu minum air hangat. Lakukan tiga kali sehari dan lihat hasilnya..
 
Begitulah cara mudah Obati sariawan dengan kemangi, silahkan dicoba :)

Tag : Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi, Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi, Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi, Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi, Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi, Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi, Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi, Cara Mudah Obati Sariawan dengan kemangi
Read More
Episode 1 Novel Hitam

Episode 1 Novel Hitam

Episode 1 Novel Hitam - Selamat pagi semua berikut Mimin memposting novel ke tiga dan buku keempat hasil karya mimin, Novel hitam ini penuh teka-teki yang menarik loh... Nanti di Episode kelanjutannya ada si Ambong yang lucu abiss. Silahkan dibaca Episode ke 1 nya.,,



1. Aku Benci Hitam
           
            “Bisakah kalian sedikit lebih tenang!!” Aku berseru sedikit sebal ke arah Rana-Rani yang tengah asyik berkaraoke, menganggu konsentrasi dalam belajar. Mereka tidak menghiraukan seruanku, kembali memperbesar Volume suara TV, memegang Mickrofon sekaligus joget-joget. Dua adik kembarku itu memang hobi sekali bernyanyi, lihatlah rambut panjang hitam mereka yang terurai, sengaja dikibas-kibaskan meniru gaya penyanyi di TV. Aku mengalah, membiarkan mereka asyik dengan kesibukannya.
            Udara terasa semakin gerah, aku mengambil remote, menyalahkan AC. Sekarang pukul 02 siang, matahari sedang bersinar terang di luar, memberi efek panas menjalar kemana-mana. Terdengar suara tertawa riang dari adik bungsuku di bawah belakang rumah, terihat dari dinding kaca atas sini. Bi Dira selalu mengawasi mereka berdua. Dalam keluarga kami hanya aku yang tidak mempunyai kembaran, adik bungsuku yang baru berusia 5 tahun bahkan hampir tak bisa dibedakan, hanya tahi lalat di ujung alis kananlah pembedanya, yang bernama Edi, sedangkan yang tidak mempunyai tahi lalat bernama Adi. Sedangkan Rana-Rani hanya beda tinggi, kau tidak akan bisa membedakan mereka berdua jika dijauhkan.
            “Mama Pulang!!” Suara mama berseru dari bawah, mendengar hal itu, adikku Rana-Rani menghentikan karaokenya, bergegas berlarian turun ke bawah, melewati anak tangga. Aku mengambil remote TV, mematikan TV yang masih menyalah, ikut berjalan ke bawah menemui mama.
            “Hai sayang!!” Mama tersenyum lebar, merentangkan kedua tangannya, bersiap memeluk Rana-Rani yang tengah berlarian menemuinya. Kedua adikku berseru riang menyambut mama. Aku berjalan santai, menyium tangan mama, saliman. Mama mengecup keningku.
            “Tolong jangan perlakukan aku seperti bocah, ma.. Malu aku”, Aku membalas kecupan mama dengan nada jengkel. Mama hanya nyengir, mengucek rambutku.
            “Kok mama pulangnya cepat?” Rani bertanya.
            Ayah dan mama bekerja di perusahaan kakek, mereka selalu berpakaian rapi setiap kali berangkat, aku tidak tahu mereka berprofesi sebagai apa, di umurku 13 tahun ini, aku masih belum mengerti jabatan-jabatan dalam sebuah perusahaan, yang aku tahu mereka hanyalah bekerja, itu saja.
            “Pekerjaanya sudah beres, lagian mama kangen sama anak-anak mama”, mama lagi-lagi mencium kening Rana-Rani, “Adi-Edi kemana?” mama melongo ke dalam, tidak melihat si kembar Adi-Edi.
            “Lagi berenang di belakang” Aku menjawab.
            Tidak lama aku mengatakan itu, Adi-Edi sudah masuk ke rumah mengenakan handuk, melihat ada mama disitu, mereka bergegas berlarian ingin memeluk mamak. Anak yang paling bungsu selalu saja yang paling dimanja dalam setiap rumah.
            “Mari sini!” mama menuju kursi di ruang tamu, “Mama punya hadiah buat kalian”
            Kami mengikuti mama berjalan. Rana-Rani sudah tidak sabar ingin tahu apa hadiahnya, aku juga penasaran, kira-kira mama mau memberi kami hadiah apa? Bi Dira masih sibuk menaburkan bedak ke tubuh Adi dan Edi, kelihatan repot sekali ketika ia hendak memakaikan baju ke dua bocah itu.
            “Biarkan mereka pakai baju sendiri bi Dira”, mama memberi tahu.
            Bibi Dira sudah kami anggap keluarga sendiri, ia sudah bekerja disini jauh sebelum aku lahir, itu kata Mama. Umurnya mungkin sekitar 50 tahunan.
            “Tak apalah non, mereka masih kecil ini...” Bi Dira tetap mengerjakan tugasnya.
            “Mama barusan ingin memberi hadiah apa?” Rani yang dari tadi sudah duduk rapi di dekat mama, bertanya. Aku juga tak sabaran ingin melihatnya, mama merogoh tas hitam kecilnya. Mengeluarkan sesuatu.
            “Ini ada kalung untuk kalian berlima, masing-masing mendapatkan 1 kalung...” mama menyodorkan kalung berwarna hitam, dengan ujung mainanya membentuk segitiga hitam, ada satu segitiga hitam yang paling besar. Aku tidak tahu apakah ada arti di balik kalung itu, tapi aku mendengus kecewa ketika melihat benda tesebut. Astaga, aku pikir mama akan memberikan benda atau sesuatu yang hebat, ternyata hanya kalung biasa, lebih-lebih berwarna hitam, aku benci hitam. Apa hebatnya coba kalung itu?
            “YEIYYY, KALUNG!!! AKU SUKA KALUNG!!” Rana-Rani berseru riang kompak. Adi-Edi juga tidak keberatan menerimanya.
            “Ini untuk anak tampan mama, si Sulung...” Mama menyodorkan kalung segitiga hitam yang paling besar. Aku menggeleng, bilang kalau tidak suka. Benar-benar tidak ada hal menarik dari kalung itu.
            “Kau belum tahu makna dibalik kalung ini sulung...” Mama tersenyum melihat aku menolak, rambutnya yang hanya sepundak itu membuat mama mempunyai aura keibuan, ibu karier yang hebat. Aku tetap menggeleng, menolak.
            “Hanya ada 5 kalung seperti ini di dunia, mama sengaja membuatnya untuk kalian, kalau ...”
            “Kalung ini terlalu besar untuk kami, mama...”, Adi-Edi melongo melihat kalung yang mereka pakai kebesaran. Kami semua tertawa.
            “Simpan saja dulu sayang, kalung itu bisa dipakai saat kalian sudah besar nanti” mamak mengucek rambut Adi-Edi. “Sampai kemana pembicaraan mama barusan?”
            “Hanya ada 5 kalung ini di dunia” aku menjawab.
            “Ah iya, mama sengaja menyuruh tukang kalung untuk membuat kalung ini, spesial untuk kalian, maknanya kalian cari sendiri nanti. Ini PR untuk kalian..” mama menghentikan pembicaraan. Kami yang sudah khusu’ mendengarkan kecewa. Ah Mama selalu saja memberi teka-teki.
            Sudah tidak terhitung berapa kali mama memberikan Teka-Teki untuk kami, salah satunya ketika aku berumur 10 tahun, aku ingat persis teka-teki mama yang diberikan waktu itu ...
            “Sulungg, kemari nak...!!” Mama memanggil dari depan TV.
            Aku yang dari tadi asyik bermain dengan Rana-Rani yang waktu itu masih berusia 7 tahun, menghampiri.
            “Mama ada uang 1000 Rupiah, tolong kamu beliin minyak, wortel, dan gandum yah...”  mama menyodorkan uang 1000 rupiah lembaran. Entah apa yang ada di pikiran mama, meskipun usiaku saat itu masih 10, aku sudah mengerti bahwa uang 1000 rupiah tidak akan bisa membeli semua yang mama minta, bahkan tak mungkin bisa membeli salah satu darinya. Sekarang diumur 13 tahun ini, akhirnya aku paham ternyata uang 1000 rupiah memang bisa mendapatkan gandum, minyak dan wortel. Caranya, kau hanya cukup membeli bakwan, maka ketiganya akan didapatkan.
            Mama memang unik dalam medidik kami, ia berusaha agar semua anak-anaknya dapat berpikir secara cerdas. Itulah sebabnya di usia 5 tahun itu, Adi-Edi sudah mampu menyusun rubik dengan cepat, dan hapal perkalian 1 sampai 5 di luar kepala, mungkin itulah cara mama agar otak kami terus mencair.
            “Ehh, lagi pada ngumpul!!!” Ayah baru pulang, tersenyum riang ke arah kami. Tanpa melirik kedua kalinya, keempat adik-adikku langsung berlarian hendak memeluk, serasa satu tahun tidak pernah ketemu saja, aku menggeleng melihat perangai mereka.
            “Permisi nyonya, saya mau mandi dulu!!” bi Dira meminta izin, mama mengangguk mempersilahkan.
            “Ayah punya hadiah buat kami, gak?” Edi bertanya, bilang kalau mama barusan memberi kami kalung, juga mengadu kalau kak ‘sulung’ menolak pemberian mama karena warna kalungnya hitam.
            “Sepertinya mama punya teka-teki lagi buat kalian” Ayah melirik ke arah mama, mengangkat kedua alisnya, mama menyengir.

***

            “Seharusnya jalan-jalan seperti ini sering dilakukan, Ayah” aku mengutarakan kesenangan. Maksudku, kami jarang sekali pergi tamasya satu keluarga seperti ini, karena masing-masing dari ayah dan mama punya kesibukan, bahkan terlalu sibuk. Namun, meskipun begitu, ayah dan mama tak pernah menomor duakan kasih-sayangnya kepada kami.
            Ini hari minggu, ayah sengaja mengajak kami jalan-jalan, untuk merefresh pikiran, apalagi aku, Rana dan Rani sebentar lagi hendak menghadapi ujian. Aku ujian untuk melaju ke SMA, sedangkan Rana-Rani hendak menghadapi ujian agar bisa lulus SD, sangat diperlukan penyegaran pikiran agar tidak stress. Rana-Rani sudah memakai kalung pemberian mama kemarin, mereka terlihat suka sekali dengan kalung itu. Adi dan Edi belum memakai kalungnya, karena kalung itu terlalu besar untuk mereka. Aku, bahkan melirik kalung itu saja tidak suka, lagipula jika mama ingin memberi kalung, mengapa tidak berwarna lain selain hitam, dan juga pink (Tentu saja anak pria tidak menyukai warna merah muda itu), bukankah mama tahu kalau aku tidak suka warna hitam?
            Mobil kami sudah meninggalkan perkotaan, pohon-pohon hijau mulai terlihat, berselang-seling dengan rumah warga desa yang kebanyakan terbuat dari papan. Aku membuka jendela mobil, angin segar mengerayap ke dalam, hidung sepertinya senang sekali menghirup udara itu, luar biasa, oksigen disini benar-benar membuat nyaman. Tidak seperti di kota, asap hitam, debu berkeliaran, dan suara berisiknya mesin selalu saja menganggu.  Rana dan rani menyanyikan lagu “Naik-naik ke puncak gunung”, padahal kita tidak sedang menuju puncak, aku berkomentar. Adi-Edi sudah tertidur pulas, suara halusnya mesin, dan dibelai oleh pendingin mobil dapat membuat anak sekecil mereka cepat tidak sadarkan diri. Aku sebaliknya, perut mulai terasa mual, mabuk perjalanan.
            “Kau mabuk, Sulung?” Ayah bertanya, sedikit melirik ke arahku yang duduk di samping, sekaligus memperhatikan jalan, sedikit melambatkan laju mobil. Aku mengangguk.
            “Payah, padahal baru satu jam perjalanan” Ayah terkekeh. Mama yang mendengar ikut tertawa.
            Perkampungan juga sudah terlewati, sekarang benar-benar memasuki hutan rimbun, terlihat satu-dua ekor primata bergelantungan bebas di atas sana, menyenangkan melihat mereka, membuat rasa mual sedikit meredah.
            Saat itulah, ketika kami sedang bersenang-senang, sedang tertawa, bernyanyi riang, bersiap untuk main basah-basahan di air terjun, bersiap mengambil foto-foto kenangan, tiba-tiba ayah menginjak rem mendadak, berdecitt, membuat kami kaget bukan kepalang. Di depan sana, ada 4 motor menghadang di tengah jalan, beranggotakan 8 orang yang memakai penutup kepala berwarna hitam.
            Mobil tidak bisa kembali jalan, karena selain mereka menghadang menggunakan motor, mereka juga menghadang menggunakan kayu-kayu besar berjejer di tengah jalan. Keadaan lengah, suasana tegang, rasa mual yang sempat menghampiri barusan enyah sudah, Adi-Edi terbangun dari tidur nyenyaknya, Rana-Rani sudah memuluk erat mama. 8 Orang itu menghampiri, masing-masing membawa pemukul kasti dan samurai. Ayah menelan ludah, keringat tiba-tiba keluar dari pori-pori kepalanya, sama halnya dengan aku dan mama. Ayah sempat mundur, berusaha memutar kemudi, tapi apa daya, ternyata di belakang 4 orang juga sudah menghadang. Kami dikepung.
            “Siapa Mereka..?” Ayah menelan ludah, berkata serak. Mama sudah sibuk menelpon sanak saudara dan polisi, mulutnya tidak pernah berhenti berbicara.
            “Halo... Halo.. Tolong Kami.. Tolong kami...”
            Ayah berpikir cepat, kemudi dibanting ke samping memasuki hutan, sedikit oleng, menyelip diantara batang pohon. Sial, usaha tersebut percuma, mobil tak mampu terjalu jauh berjalan karena terhimpit oleh pohon, celahnya tidak cukup untuk laju mobil. Ayah bergegas menyuruh kami untuk keluar dari  mobil.
            “Keluarrr... Cepat Keluarrr...!!” Ayah membukakan pintu mobil, berseru khawatir. Kami bergegas melangkah keluar, mama menarik kami semua agar secepatnya lari dari sini. Orang-orang itu terus mengejar berderu dengan ganasnya. Apa sebenarnya tujuan mereka?
            “Ayoo lari sayangg...” Mama panik sekali. Ayah mengendong Adi dibelakangnya, dan Edi di depan. Namun sayang, kami terlalu lambat berlari dibanding mereka. Hanya dalam hitungan menit, kami sudah terkepung. Ketegangan semakin menjadi, aku memeluk Rana-Rani, Ayah semakin erat mengendong Adi-Edi, tangan sebelahnya erat memegang tangan mama.
            “Mau apa kaliann?” Ayah berkata serak, pelipisnya bermandikan keringat, sama halnya dengan mama dan aku. Keempat adikku menangis ketakutan.
            “Kau tidak perlu tahu maksud kami. Sekarang kalian ucapkan selamat tinggal pada dunia ini...” salah satu dari mereka menjawab dengan nada suara berat, matanya melotot kejam.
            Ayah menurunkan Adi-Edi, menyuruh mereka berlindung di belakang, mencoba menghadapi bandit-bandit itu. Ketika ayah maju tanpa berkata lagi, tongkat kasti sudah berdebamm menghampiri kepala ayah, darah menyeruak dari kulit dan telinganya. Ayah terjatuh tak berdaya. Tak puas, mereka memenggal kepala ayah, membuat kepala terpisah dari badan, darah berhamburan keluar.
            “AYAAAAHHHH!!!!!!” Kami berteriak kencang melihat kejadian itu, air mata sudah tak terbendung lagi, menyeruak berhamburan.
            “TOLOOOONGGG!!!” Mama berteriak, kami juga ikut berteriak, “TOLOONGGG!!! TOLOONNGGG!”. Siapa saja Tolong kami.
            Percuma, disitu sunyi sepi, tak ada satupun orang. Kumpulan bandit semakin merapat. Sekarang mama menyuruh kami untuk berlindung di belakangnya. Kami tak bisa lari, mereka berkeliling mengepung. Tak bisa dijelaskan lagi apa perasaan kami waktu itu, ketakutan yang amat sangat dan kesedihan melihat ayah terkapar disana, menyatu. Sekujur tubuh sudah gemetaran, aku menginjak satu batu besar, tanpa berpikir lagi, batu itu kuambil, dengan sekuat tenaga melayangkannya ke salah satu kepala bandit. Melihat orang yang kita cintai dibunuh secara tragis, akan membuat orang pengecut dapat bertidak secara brutal, meskipun aku masih terbilang anak kecil, aku akan melakukan apapun untuk membalas mereka sekaligus melindungi mama dan adik-adikku. Rasakan itu, Rasakan itu brengsek..
            Lemparan barusan Lumayan membuat salah satu dari mereka kesakitan, sepertinya luka sudah bersarang di kepalanya. Sayangnya, itu tidak membuat dia senang, matanya membesar menunjukkan kemarahan.
            “Aku mohon maafkan ia” mama melebarkan tangan, berdiri di depanku. “Silahkan kalian bunuh aku, tapi tolonggg bebaskan anak-anakku” suara mama terisak-isak, memohon.
            Yang barusan aku lempari pakai batu membuka tutup kepala, terlihat luka kecil di jidatnya, “Sialan kau udang kecil, kau akan menyesali hal ini” sekejap pedang dilayangkan ke leher mama. Darah mengucur deras, kepala dan tubuh mama terpisah.
            “TIDDAAAAKK!!” Aku berteriak kencang bersamaan dengan teriakan keempat adikku. Tak puas dengan itu, dia juga memotong-motong tubuh mama.
            Mereka benar-benar iblis tak berperasaan. Mereka tertawa puas. Tanpa disadari aku melempari mereka menggunakan ranting, kerikil, daun, tanah, apapun yang ada di dekat kami. Keempat adik kembarku juga melakukan hal yang sama, tangisan tak pernah berhenti dari mulut mereka. Jahanam, mereka semua jahanam.
            Lemparan itu tentu saja mudah mereka hindari. Beberapa menit berlalu, saat darah dari tubuh mama dan ayah tidak lagi mengalir, sepertinya kami yang akan dibunuh.
            Sebetulnya aku sudah siap untuk menyusul ayah dan mama, tapi demi apapun juga, aku tidak siap jika adik-adikku ikut menjadi korban. Dibenak selalu terpikir “siapa mereka?” apa motif mereka melakukan ini semua? Ayah, mama, wajah mereka selalu terbayang-bayang.
            Mataku merah menahan tangis sekaligus kemarahan. Masing-masing dari mereka sudah siap menghunuskan pedang dan tongkatnya, ingin segera menyelesaikan tujuan. Aku sudah memeluk keempat adikku, tiba-tiba suara mobil polisi terdengar dari kejauhan, menyadari hal itu rombongan bandit berderu hendak lari, tak ada nafsu lagi untuk membunuh kami, harus segera pergi atau mereka akan tertangkap.

***

            Bi Dira dan Paman Leo –Adik ayah—Cepat menghampiri, memeluk erat kami dan ikut menangis. Aku terpaku ketika itu, kelam, dunia terasa kelam. Tak ada kata yang mampu keluar, tak tahu apa yang mesti dilakukan, ingin meronta, tapi meronta kepada siapa? Menghampiri mayat ayah dan ibu, tanganku sudah berlumuran darah, bau amis menyergap hidung. Menggenggam dan meraih tanah bercampur darah, pikiran membatin “AKU AKAN MEMBALAS DENDAM, PASTI... AKU AKAN MEMBALAS DENDAAAAAMMM”
            Polisi mulai mengevakuasi mayat ayah dan mama. Keempat adik-adikku trauma, menangis berkepanjangan. Bandit-Bandi itu masih dikejar polisi.
            “Kalian tidak apa kan sayang?” Bi Dira menanyai keempat adikku, yang bertanya menangis. Bi Dira kembali memeluk mereka “Tenang, ada bibi disini.. Tenang ya sayanggg” Ikut menangis, menenangkan.
            “Laknat, siapa yang kejam melakukan ini semua” Paman Leo tak sanggup melihat hal itu. “Sulung, siapa pelaku ini semua? Apakah kau kenal salah satu dari mereka?” Paman Leo bertanya, suaranya bergetar. Aku menggeleng, masih terpaku.
            Melihat ke arah lumpuran darah, terlihat sesuatu disitu, menghampiri, mengambil. Kalung, ini kalung pemberian mama kemarin, erat sekali kugenggam kalungnya, mata langsung terpejam. Tak kusangka ternyata ini hadiah terakhir dari mama.
            Suasana dihutan itu semakin ramai, reporter dari berbagai Televisi, Detective, dan orang-orang lainnya memenuhi hutan. Sekali dua kali salah satu dari mereka yang menggunakan microfon, ditemani orang yang memegang kamera, bertanya kepadaku bagaimana detail kejadiannya. Aku menghiraukan, membatin ‘bahkan meskipun aku bicara, mereka tak akan membantu”.
            “Tolong kalian minggir sebentar. Mereka masih trauma” Bi Dira membentak, sedikit menyingkirkan kerumunan wartawan, reporter dan kameramen. Beringsut mengajak kami memasuki mobil.
            Kejadian barusan seakan mimpi, bagaimana tidak, beberapa menit yang lalu kami masih bersenang-senang, bernyanyi-nyanyi, tertawa riang dengan ayah dan mama, dan BIMSALABIM lantas kejadian itu berubah 180 derajat, tak dapat kupercaya mama dan ayah telah dibunuh sekejam itu.
            Wajah bandit itu selalu terekam di pikiran. Pembunuhan itu selalu memenuhi pikiran. Aku melihat lamat-lamat kalung pemberian mama, air mata menetes. Kenapa, kenapa semua ini terjadi? Kenapa dunia tiba-tiba berubah menjadi hitam? AKU BENCI HITAM.

Itu dia Episode pertama dari Novel hitam
NAH JIKA KAMU PENASARAN SILAHKAN KOMENT "Mau dongg" :)
Read More
Episode 1 Novel Tanah yang berliku

Episode 1 Novel Tanah yang berliku


Episode 1 Novel Tanah yang berliku -  HAI sahabat BLOGGER JEMO LINTANK, Kali ini mimin menulis Novel pertama nih, ini dia Episode 1 dari Novel tanah yang berliku. Silahkan dibaca.


Kecelakaan yang mengerikan

            “Gubrakkk!!!“ Suara motor kami jatuh diterjang mobil, aku hanya sadar sebentar, menahan rasa sakit yang tidak tertahan, melihat kakak Aan tergeletak di samping, mulutku tidak mampu mengatakan apa-apa, tidak sadarkan diri.
            Awalnya kakakku Vicky dan teman-temannya yang lain menolak mengajak aku jalan-jalan. Tapi karena aku yang keukeh ingin ikut bersama mereka, akhirnya aku diperbolehkan.
            Hari itu sudah petang, sekitar jam empat. Jam segini adalah waktu yang tepat untuk jalan-jalan, mencuci mata, merefresh pikiran. Melihat keadaan desa sebelah.
            Hari kelihatan cerah, matahari sudah tidak terlalu panas. Kami berangkat menggunakan motor, ada sekitar 8 orang yang ikut termasuk kak Aan dan Kak Vicky. Menggunakan 4 Sepeda motor, masing-masing berdua.
            “Oii kak Aan, bisakah sedikit lebih lambat?“ Teriakku ketakutan  karena kak Aan melaju laksana kilat.
            “Iya-iya, dasar penakut“  Kak Aan sedikit melambatkan laju sepeda motornya.
            Sial. Tiba-tiba ada sebuah mobil yang mewah –aku tak tahu mobil apa itu, sudah pasti kepunyaan orang kaya– melaju dengan kecepatan yang tinggi dari belakang. ia lepas kendali, mungkin karena ia mabuk. Lalu menerjang kami. Dan seterusnya aku sudah tidak sadarkan diri.
            Saat sadar kepalaku sudah di perban, sakit sekali. Kaki susah untuk digerakkan. Tangan luka-luka, jarum infus bersarang di kulit, ternyata aku dirumah sakit. Keluarga sudah berkumpul di disamping. Mamak tersenyum melihatku sudah sadar, tapi sorot mata mamak yang begitu sedih tak bisa ia sembunyikan. Kak vicky, bapak, kakek, dan Mancik Anton –Adik bapak-- juga tersenyum ke arahku, dengan sorot mata yang sama sedihnya. Mamak bilang aku sudah koma selama 5 hari.
            “Kak Aan kemana mak?“ Tanyaku yang tak melihat Kak Aan disitu.
            Kak aan adalah anak dari adik mamak. Ibu dan bapaknya telah meninggal saat umurnya masih 3 tahun, kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan juga, saat mereka hendak pergi kepasar menggunakan motor, sebuah mobil juga menabrak mereka, supirnya kabur entah kemana, kedua orang tuanya meninggal di tempat, tapi ajaib kak Aan selamat tanpa luka yang terlalu parah. Jadi ia di asuh oleh bapak dan mamak.
            Meskipun begitu kak Aan sudah aku anggap sebagai kakak sendiri, bapak dan mamak juga sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri, tidak pilih kasih, tidak pernah membedakan. Bahkan aku jauh lebih akrab dengan kak Aan dibanding dengan kak Vicky, karena kak Vicky selalu sering menganggu.
            Waktu itu kak Aan dan Kak vicky kelas 3 SMP, berumur 14 tahun. Aku baru berumur 9 tahun kelas 5 SD.
            “Kak Aan lagi di rawat di kamar sebelah“ Mamak menjawab berat. Seperti menutupi sesuatu.

***

            Dua bulan kemudian aku sudah diperbolehkan pulang kerumah, kakiku sudah sembuh. Beruntung tidak patah. Kepala masih di perban, masih sakit. Dirumah banyak tetangga yang datang ke rumah, ingin melihat kondisiku. Dan teman-teman dari kak Vicky juga datang.
            “Kak Aan belum pulang mak?“ Aku bertanya lagi ke mamak yang tengah sibuk menjawab berbagai pertanyaan dari tetangga.
            “Belum Sayang“ Mamak menjawab pendek, Mengusap rambutku, dengan tatapan sedih.
            “Aku ingin mengunjungi kak Aan mak“ Desakku. Aku rindu kakak yang satu itu.
            “Emm .... Rio belum makan kan?“ Bapak mendekat, menenangkan aku yang rewel ingin mengunjungi kak Aan. Aku mengangguk. “Nah ayo kita makan dulu, besok-besok baru kita mengunjungi kak Aan“. Bapak mengajak ke dapur. Aku ikut.
            Besoknya, aku sudah bisa sekolah. Perban di kepalaku sudah dilepas, walaupun lukanya belum terlalu sembuh. Kata mamak biar lukanya cepat kering.
            “RIOO“ Teriak Indra, Delta, Gustin dan Alex menyambut ketika aku baru menginjak di gerbang sekolah. Tak ketinggalan juga Veti, Ello, Jeni, dan Anggi, mereka adalah teman-temanku waktu SD dan SMP. Memberikan senyum hangat kepadaku. Sekarang Indra kelas 6 SD. Delta dan Gustin kelas 4. Alex, Veti, Ello, Jeni, dan Anggi sekelas dengan Aku kelas 5.
            Sungguh, aku sangat berterima kasih kepada mereka, semua pelajaran yang ketinggalan selama aku dirawat telah dikerjakan oleh mereka. Mereka adalah teman yang biasa diandalkan, sahabat sejatiku.
            “Rio kau sudah ziarah ke kuburan kak Aan belum?“ Delta menanyaiku yang lagi duduk di depan kelas waktu istirahat,  teman-teman yang lain melotot. Kenapa di kasih tahu? Ember sekali mulut kau. Delta menutup mulutnya. Upss !
            Sontak kata-kata Delta barusan membuatku terdiam, tak dapat berkata apa-apa, air mata bergelayut, maksudnya kak Aan telah meninggal? Astaga, Jadi selama ini mamak dan bapak telah bohong? aku langsung berlari pulang, tak perduli saat itu waktu istirahat di sekolah.
            Jarak dari sekolah dan rumah bapak sangat dekat, cuman puluhan meter, aku berlari pulang kerumah, emosi menyelimuti.
            “MAMAK BOHONNG“ Aku berteriak kesal ke mamak yang tengah menjemur pakaian, di depan rumah. Mamak kaget.
            “Ada apa sayang?“
            “Kenapa? Kenapa Mamak berbohong tentang kak Aan? Kenapa mamak tidak bilang bahwa kak Aan sebenarnya sudah meninggal“ Aku menangis sekencang-kencangnya kepada mamak. Meluapkan kekesalan yang amat sangat. Kepalaku lagi-lagi terasa sakit, sepintas teringat dengan kecelakaan tersebut. terasa sakit tak tertahankan. Terjatuh. Pingsan.
            Saat aku sadar, Bapak, Mamak dan Kak Vicky berada disamping, tersenyum lembut. Aku menangis tanpa suara. Hanya air mata yang menunjukkan bahwa aku sangat sedih.
            “Maaf kan mamak Rio, mamak hanya ingin menunggu waktu yang tepat biar kau tidak trauma lagi.“ Mamak mengelus rambutku. Menjelaskan.
            Hari ini terasa panjang, malam pun akan terasa panjang. Ini hari yang benar-benar menyedihkan. Air mataku bercucuran membanjiri wajah. Melihat langit-langit di rumah, menerabas jauh ke langit yang tinggi, kak Aan kenapa kau pergi?
            Terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumah, kak Vicky ke depan membuka pintu. “Siapa Ky“ Tanya Mamak. “Ambulance mak, membawa kak AKIHIKO“.
            “Dia siapa mak?“ Aku menunjuk Seseorang yang baru turun dari ambulance, mengusap air mata.
            Kalau pintu dibuka dari sini kalian bisa melihat langsung keluar. Karena aku sedang tiduran di ruang tengah yang tepat berlurusan dengan pintu.
            Keadaannya sangat parah, kaki dibalut, mungkin patah. Perlu beberapa minggu agar dia bisa berjalan lagi, sekarang ia masih menggunakan kursi roda. Dan hei, dia tidak seperti orang desa sini.
            “Kak AKIHIKO“ Kata mamak menoleh ke arahnya. Bapak ke depan menyambut kedatangannya, mendorong kursi rodanya untuk masuk kedalam. Tetangga mulai berdatangan lagi kerumah, hendak melihat. Bisik-bisik tetangga terkadang sayup terdengar, heran kepada bapak. “Kenapa kau baik sekali. Jelas-jelas dia sudah membunuh Anak kau Aan –Tetangga disini juga sudah menganggap Kak Aan sebagai anak kandung bapak dan mamak– Juga sudah hampir membunuh anak kau Rio, kenapa kau tidak menjebloskannya ke penjara, oii kenapa kau bodoh sekali Johan.“
            Bapak hanya tersenyum, berkata “Tidak ada gunanya membalas dendam, tidak akan membuat yang sudah terjadi kembali lagi. Ada banyak alasan kenapa aku mau memaafkan dan mau menampung dia disini, pertama karena tidak ada orang yang mau kecelakaan. Menurut polisi dia menabrak bukan karena dia mabuk, tapi karena dia terlalu mengantuk. Kedua, lihatlah, dia terluka parah, bagaimana mungkin aku bisa menjebloskannya ke penjara. Tiga, sekarang dia lupa ingatan dan hanya ingat namanya saja. Dan keempat Aku percaya setiap kebaikan akan terbalas pula dengan kebaikan, mungkin dia tidak bisa membalasnya. Tapi aku yakin Tuhan akan membalas setiap kebaikan yang kita perbuat.

Jika kamu penasaran kelanjutannya, silahkan komentar, "MAU DONGGGG.." :)
Read More