Postingan Terunggul Hari Ini

Suasana Pada Masa lalu Membawa Mendung

Terpendam rindu mendayung kalbu, hati-hati untuk kusentuh, takut-takut bisa menyakiti. Sayup-sayup hening menyapa, mengantar roh pada masa i...

Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI

Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI

Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI - Selamat siang sahabat BLOGGER JEMO LINTANK, bagi sahabat-sahabat yang ingin menulis skripsi khususnya skripsi tentang pramuka. Berikut BLOGGER JEMO LINTANK memberi contoh untuk anda. 

KORELASI ANTARA MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI
KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI SMA N 1 MUARA PAYANG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Islam

STIT PAGARALAM Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISW


  



Oleh:
NAMA          : indra saputra
NIMKO        : 1111111



FAKULTAS  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI
SEKOLAH TINGGI  ILMU TARBIYAH ( STIT ) PAGARALAM



BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kedisiplinan merupakan hal penting dalam suatu pendidikan. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa. Kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan belajar mengajar.
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar. Disiplin dicapai melalui suatu upaya pendidikan agar seseorang mengikuti suatu aturan dengan membuat supaya orang tersebut merasa terlibat di dalamnya sehingga sampai pada nilai yang sifatnya intrinsik. Disiplin diri sangat diperlukan anak agar ia memiliki budi pekerti yang baik.
Adapun belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Dengan begitu, kedisiplinan belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Masalah kedisiplinan belajar merupakan masalah yang patut diperhatikan, sebab tidak adanya kedisiplinan belajar bukan hanya sekedar menunjukkan indikasi turunnya semangat dan kegairahan belajar tetapi dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar. Melihat dari fenomena yang ada, di SMA N 1 MUARA PAYANG tersebut masih kurangnya penerapan dalam masalah kepatuhan terhadap peraturan sekolah. Diantaranya kedisiplinan guru dan para siswanya masih sangat rendah, bagi siapa saja yang terlambat masuk sekolah baik guru ataupun siswa tidak ada sanksi tegas dalam mengatasinya, hanya teguran dari pihak kepala sekolah yang membuat mereka tidak jera dan berpeluang untuk mengulanginya lagi. Selain itu juga tidak jarang siswa yang memakai seragam sekolah dengan lengkap, tidak melaksanakan piket kelas, dan tidak masuk sekolah tanpa ijin. Dalam proses kegiatan belajar mengajar pun terkadang ada siswa yang tidak mematuhi perintah guru, seperti tidak mengerjakan tugas, tidur di dalam kelas, tidak memperhatikan penjelasan guru, dan lain sebagainya. Penguatan disiplin dalam dilakukan dengan melakukan sebuah penerapan latihan mental. Adapun penerapan latihan mental ini didasarkan pada suatu teori disiplin mental yang berpandangan bahwa pada otak atau pikiran (mind), yang diangankan sebagai benda nonfisik, terbaring tidak aktif (dorman) hingga ia dilatih. Kecakapan pikiran atau otak seperti ingatan, kemauan, akal budi (reason), dan ketekunan (perseverance), merupakan "otot-ototnya" pikiran atau otak tadi. Seperti halnya otot-otot fisiologis yang bisa kuat jika dilatih secara bertahap dan terus menerus serta dengan porsi yang memadai, maka otot-otot pikiran atau otak pun demikian halnya. Ia bisa kuat dalam arti lebih tinggi kemampuannya jika dilatih secara bertahap sehingga Pengaruh Disiplin dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA N 1 MUARA PAYANG. Dalam teori disiplin mental, belajar atau perubahan perilaku ke arah yang berkualitas diartikan sebagai pemerkuatan (strengthening), atau pendisiplinan kecakapan berpikir, yang pada akhirnya menghasilkan perilaku

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diteliti dalam studi
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi siswa kelas VII dalam mengikuti kegiatan pramuka di SMA N 1 MUARA PAYANG?
2. Bagaimana kedisiplinan belajar siswa di SMA N 1 MUARA PAYANG ?
3. Apakah ada korelasi motivasi siswa/siswi dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa SMA N 1 MUARA PAYANG ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk memperoleh data empirik di lapangan tentang motivasi siswa/siswi SMA N 1 MUARA PAYANG dalam mengikuti kegiatan pramuka di SMA N 1 MUARA PAYANG
b. Untuk memperoleh data empirik di lapangan tentang kedisiplinan belajar di SMA N 1 MUARA PAYANG.
c. Untuk memperoleh data empirik di lapangan tentang korelasi antara motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa/siswi SMA N 1 MUARA PAYANG.

D.MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi yang jelas mengenai korelasi antara motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa/siswi SMA N 1 MUARA PAYANG.
Dari informasi tersebut kiranya dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu :Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan siswa/siswi SMA N 1 MUARA PAYANG secara umum, dapat menambah khasanah keilmuan khususnya dalam dunia kepramukaan. Dan Secara praktis, apabila ternyata ada korelasi antara motivasi siswa/siswi dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa/siswi di SMA N 1 MUARA PAYANG.



BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Pengertian lain, seperti dikemukakan oleh Atkinson yang dikutip oleh Abdul Rahman Abror menjelaskan, “Motivation refers to the factors that energize and direct behavior”, yaitu motivasi mengacu kepada faktor-faktor yang menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku. Sedangkan motivasi menurut Sumadi Suryabrata yang dikutip oleh Djaali adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Adapun Greenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.

2. Macam-Macam Motivasi
Sebagaimana telah dikatakan bahwa motif-motif yang ada pada setiap orang dalam melakukan suatu kegiatan dapat berbeda satu sama lain. Selain itu, dalam melakukan suatu kegiatan, seorang bisa saja mempunyai motif lebih dari satu jenis. Jenis motivasi dalam belajar dibedakan dalam dua jenis yaitu :
a. Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya.

b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah factor yang dating dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar.
Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel diantaranya adalah ;
(1) Belajar demi memenuhi kewajiban,
(2) Belajar demi menghindari hukuman yang diancam,
(3) Belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan,
(4) Belajar demi meningkatkan gengsi,
(5) Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting seperti orangtua dan guru, (
6) Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan
kenaikan pangkat atau golongan administratif.

3. Fungsi Motivasi
Pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab guru. Guru yang baik dalam mengajar selamanya akan berusaha mendorong siswa untuk beraktivitas mencapai tujuan pembelajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi :
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dengan menyampingkan perbuatan-perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu. Seorang yang betul-betul bertekad menang dalam pertandingan, tak akan menghabiskan waktunya bermain kartu, sebab tidak serasi dengan tujuan.

4.. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi antara lain :
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal atau mengucapkan bunyi-bunyi huruf. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seseorang siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pembelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah.
Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut ;
(a) menyelenggarakan tertib belajar di sekolah,
(b) membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu dan
pemeliharaan fasilitas sekolah,
(c) membina belajar tertib pergaulan, dan
(d) membina belajar tertib lingkungan sekolah. Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda yang lain.

B. Kegiatan Pramuka
1. Pengertian Pramuka
Gerakan pramuka yaitu Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana, yang mana lembaga pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa. Gerakan pramuka menyelenggarakan pendidikan kepramukaan sebagai cara mendidik kaum muda dengan bimbingan orang dewasa.Gerakan Pramuka adalah nama organisasi pendidikan luar sekolah yang menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan. Organisasi masyarakat ini dinamai gerakan, karena bermaksud mempersiapkan generasi muda Indonesia ini menjadi penggerak-penggerak pembaharuan dan pembangunan negara-bangsa melalui pendidikan luar sekolah. Para penggerak adalah manusia-manusia yang berketetapan hati untuk melaksanakan pembaharuan-pembaharuan negara bangsa terus-menerus, yakni para anggota gerakan pramuka, baik anggota muda peserta didik maupun anggota orang dewasa. Sedangkan kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.

2. Sejarah Kepramukaan
Berbicara tentang sejarah gerakan pramuka kita tidak bisa lepas dari riwayat hidup pendiri Pandu sedunia, yaitu Lord Robert Baden Powell dari Inggris. Baden Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London.
Nama sebenarnya adalah Robert Stephenson Smyth. Ayahnya seorang Profesor Geometry di Universitas Oxford, bernama Baden Powell. Ayahnya meninggal ketika Stephenson masih kecil.43 Pada awal tahun 1908 Baden Powell selalu menulis cerita pengalamannya sebagai bungkus acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya itu kemudian terbit sebagai buku “Scouting for Boys.” Buku ini cepat tersebar di Inggris, bahkan ke Negaranegara lainnya dimana-mana berdirilah organisasi kepramukaan, yang semula untuk anak laki-laki seusia penggalang yang disebut Boy Scout. Kemudian disusul organisasi kepramukaan putri yang diberi nama Girl Guides atas bantuan Agnes, adik perempuan Baden Powell, yang kemudian diteruskan oleh Ny. Baden Powell. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka seusia siaga, yang disebut Cub (anak srigala) dengan buku The Jungle Book. Kemudian tahun 1918 Baden Powell membentuk Rover Scout (pramuka usia penegak). Dan pada tahun 1920 dilaksanakan Jambore Sedunia, di arena Olympia, London. Baden Powell telah mengundang pramuka dari 27 negara, dan pada saat itu dia diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Adapun sejarah pramuka di Indonesia, setelah Indonesia merdeka, organisasi kepanduan dibubarkan dan dihimpun dalam satu wadah yaitu Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di dalam wilayah Republik Indonesia. Menjelang tahun 1961 gerakan kepanduan di Indonesia mulai terpecah belah menjadi 100 organisasi kepanduan. Meskipun telah ada federasi kepanduan putera dan puteri masih sangat memungkinkan adanya perpecahan dalam perkembangan kepanduan saat itu. Akhirnya federasi-federasi kepanduan tersebutUntuk menyelamatkan Gerakan Kepanduan di Indonesia dari cengkeraman pihak komunis, maka pemerintah mengeluarkan surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 yang ditandatangani oleh Ir. H. Djuanda sebagai Pj. Presiden RI.
Dengan adanya Kepres tersebut perkembangan gerakan pramuka maju pesat dan memperoleh tanggapan yang positif dari masyarakat. Mengingat bahwa kurang lebih 80 % penduduk Indonesia tinggal di desa dan dari mereka 70 % adalah petani, maka Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada tahun 1961 menganjurkan supaya para anggota turut aktif dalam penyelenggaraan kegiatan pembangunan di lingkungan desa. Pelaksanaan anjuran itu telah dicanangkan di DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Selanjutnya pemimpin-pemimpin dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan instruksi bersama, yaitu tentang pembentukan satuan karya Pramuka Taruna Bumi yang diselenggarakan khusus untuk partisipasi Pramuka di bidang pembangunan masyarakat desa secara nyata.

3. Sifat, Fungsi dan Tujuan Pramuka
a. Sifat kepramukaan
1) Nasional, berarti bahwa kepramukaan untuk kepentingan nasional atau bangsa.
2) Internasional, berarti bahwa kepramukaan dikembangkan rasa bersaudara dengan sesama pramuka di dunia, dengan sasaran akhir tercapainya perdamaian dunia.
3) Universal, berarti bahwa semua organisasi pramuka di dunia menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang merupakan ciri khasnya.

b. Fungsi kepramukaan
1) Bagi peserta didik, sebagai permainan (game) yang menarik, menyenangkan, dan menantang.
2) Bagi pembinaan pramuka atau anggota pramuka dewasa, sebagai pengabdian (karya bakti).
3) Bagi masyarakat, sebagai alat pembinaan dan pengembangan generasi muda.

c. Tujuan kepramukaan
Tujuan gerakan pramuka adalah terwujudnya kaum muda Indonesia yang dipersiapkan menjadi :
1) Manusia yang berwatak, berkepribadian, berakhlak mulia, tinggi kecerdasan dan keterampilannya serta sehat jasmaninya.
2) Warga Negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

4. Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Pramuka
Prinsip dasar metodik pendidikan pramuka adalah :
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Peduli terhadap bangsa, negara, sesama manusia dan alam serta isinya.
c. Peduli terhadap diri sendiri.
d. Taat kepada kode kehormatan pramuka.

5. Macam-Macam Kegiatan Pramuka
a. Baris-berbaris
Baris-berbaris merupakan latihan gerak dasar yang mewujudkan penanaman :
(1) Disiplin
(2) Rasa persatuan
(3) Rasa keindahan
Manfaat adanya barisan antara lain :
(1) Pengawasan dan penertiban para anggota.
(2) Pembagian jatah secara merata.
(3) Memudahkan menghitung jumlah anggota.
Aba-aba dalam baris-berbaris ada tiga macam, yaitu :
(1) Aba-aba petunjuk.
(2) Aba-aba peringatan.
(3) Aba-aba pelaksanaan.

b. Perkemahan
Bagi gerakan pramuka, perkemahan merupakan tempat pendidikan. Di sanalah para Pembina dapat mengenal betul-betul dan dapat menilai keadaan anak didiknya.
Ada bermacam-macam perkemahan ditinjau dari :
1. Tujuan dan sarana yang ingin dicapai dibedakan antara lain :
(a) Perkemahan Bhakti
(b) Perkemahan Ilmiah
(c) Perkemahan Rekreasi
(d) Perkemahan Pendidikan
(e) Perkemahan mengenal daerah lain.

2. Lamanya waktu yang digunakan, dibedakan antara lain :
(a) Perkemahan sehari
(b) Perkemahan tetap (beberapa hari berkemah menetap di suatu tempat)
(c) Perkemahan berpindah-pindah
(d) Perkemahan sabtu atau minggu (Persami).

Jika akan merencanakan perkemahan maka yang perlu diperhatikan adalah perencanaan yang matang. Baik itu sasaran, keadaan medan, mental dan fisik peserta, biaya untuk bahan makanan, waktu kemah. Dan yang tak kalah penting dalam perkemahan ini adalah agar peserta perkemahan ini nantinya dapat memiliki beberapa keterampilan yang pernah diajarkan.

c. Api unggun
Api unggun merupakan peninggalan nenek moyang kita. Arena api unggun dipakai sebagai tempat bermusyawarah, menghakimi pelanggaran, memasak, bergembira, dan banyak lagi yang lainnya.
Tujuan adanya api unggun adalah mendidik anggota pramuka menjadi anak yang berani dan percaya pada diri sendiri. Sedangkan fungsi api unggun yaitu :
(1) Secara resmi : api unggun untuk upacara, misalnya : pelantikan.
(2) Api unggun biasa : untuk keperluan rekreasi, suasana riang gembira dan bersuka ria.
Nilai pendidikan dari api unggun ialah :
(1) Mempererat persaudaraan.
(2) Memupuk kerjasama.
(3) Menambah rasa keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri.
(4) Mengembangkan bakat.
(5) Membuat suasana kegembiraan dan kebebasan.
(6) Memupuk disiplin bagi pelaku dan penonton.51

C. Kedisiplinan Belajar Siswa
1. Pengertian Kedisiplinan Belajar Siswa
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang dari bahasa latin discipulus, yang berarti “pembelajar”, dengan demikian kedisiplinan lebih difokuskan pada pengajaran.
Menurut Hasan Langgulung berpendapat bahwa kedisiplinan itu adalah proses pelajaran. Sebagai suatu proses pelajaran, maka ia tunduk pada hokum undang-undang yang berlaku pada prose situ. Diantara syarat- syarat berlakunya pelajaran ialah adanya rangsangan (stimulus), adanya partisipasi aktif dari pihak pelajar, dan adanya peneguhan (reinforcement) baik positif kalau pelajar itu mau dihilangkan atau dilemahkan.Sedangkan menurut Ing Wardiman Djojonegoro kedisiplinan adalah : “Suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui prosedur serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, dan ketertiban. Adapun menurut Henry C. Lindgren dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology in The Classroom, arti kedisiplinan adalah sebagai berikut : “Discipline is that of control by enforcing obedience or orderly conduct.
Dalam hubungannya dengan pengertian kedisiplinan, penulis kemukakan ayat dalam Al Qur’an yaitu surat Al-Ashr ayat 1-3, yang artinya sebagai berikut :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

Dari ayat tersebut di atas jelas bahwa kita dituntut untuk bersikap disiplin dalam hal ini mengenai penggunaan waktu sebagai salah satu indikasi dari pada sifat kedisiplinan itu sendiri, agar kelak di kemudian hari kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa. Dari pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah. Disiplin merupakan kata kunci yang sarat dengan upaya sekolah untuk menegakan segala ketentuan yang telah digariskan dan diwujudkannya dapat dikenali dalam bentuk tatatertib dan aturan-aturan yang harus dijalankan selama di sekolah.
Ditinjau dari aspek-aspek yang terkandung di dalamnya, disiplin sekolah meliputi :
1. Ketertiban belajar
2. Ketepatan penyelesaian tugas
3. Belajar beberapa jam setiap hari
4. Kerapian dalam berpakaian
5. Kejujuran dalam bertindak
6. Penggunaan waktu dengan efisien
7. Menyimak dengan sungguh-sungguh setiap pelajaran
8. Hubungan dengan masyarakat di sekeliling lingkungan sekolah dan
masyarakat luas.
Jika penerapan kedisiplinan dilakukan secara tepat dalam proses pembelajaran di sekolah menghasilkan nilai yang positif pada anak didik, tetapi jika penerapannya sebaliknya maka tata tertib akan dianggapmembunuh kemampuan dan kreativitas anak didik dari penerapan kedisiplinan yang menjurus pada pengenaan sanksi atau hukuman baik dengan kata-kata atau dengan kekuatan fisik.
Dengan demikian kedisiplinan belajar siswa adalah ketaatan dan kesadaran siswa dalam menjalankan kegiatan sebagai berikut :
1. Ketepatan siswa hadir di kelas
Semua perbuatan memerluka disiplin waktu, lebih-lebih tugas pokok. Misalnya : masuk sekolah harus tepat waktu.
2. Teratur dalam belajar
Jika pelajaran sedang berlangsung sebaiknya digunakan untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting untuk dipelajari. Dirumah siswa memanfaatkan waktu lebih kurang 2 jam untuk belajar agar pelajaran yang baru saja disampaikan oleh guru tidak lupa, selain itu siswa mempersiapkan buku-buku pelajaran yang akan dibahas besok harinya.
3. Menyimak dengan sungguh-sungguh setiap pelajaran
Pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa diharapkan dapat memperhatikan dan menyimak dengan sungguhsungguh setiap materi yang disampaikan oleh guru agar materi tersebut dapat dipahami oleh siswa.
4. Kepatuhan siswa dalam mengikuti pelajaran
Siswa harus mematuhi segala apa yang diperintahkan oleh guru, misalnya perintah untuk mengerjakan tugas. Tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa bertujuan untuk melatih siswa agar terampil mengerjakan soal-soal mata pelajaran yang pada akhirnya siswa dapat mengerjakan setiap soal ulangan denga baik. Semua tugas yang diberikan oleh guru bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka siswa diharapkan mengerjakan tugas dengan sebaikbaiknya. Dengan demikian, dari beberapa definisi tentang kedisiplinan di atas, dapat diambil pengertian kedisiplinan merupakan pola tingkah laku yang selalu mengikuti peraturan yang ditetapkan sebelumnya tata tertib, norma dan sebagainya, baik yang dibuat sendiri, keluarga, masyarakat atau sekolah.
Sementara itu, pengertian “belajar” menurut para ahli, diantaranya adalah: Thursan Hakim mendefinisikan belajar adalah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan.
Slameto mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.



2. Dasar Kedisiplinan Belajar Siswa
Disiplin merupakan kunci sukses, karena dengan disiplin orang bisa berbuat sesuatu, menyelesaikan suatu pekerjaan dan akan membawa hasil sesuai yang diinginkan. Melalui disiplinlah orang dapat belajar berperilaku dengan cara yang diterima masyarakat, dan sebagai hasilnya diterima oleh anggota kelompok sosial mereka. Disiplin perlu untuk perkembangan anak, karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu, diantaranya disiplin akan memberi rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motivasi, disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani pembimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku. Dengan demikian disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial anak.
Ajaran Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk menerapkan disiplin dalam berbagai aspek baik dalam beribadah, belajar dan kehidupan lainnya. Perintah untuk berlaku disiplin secara implisit termaktub dalam firman Allah SWT dalam surat An-Nisa’ ayat 103 yang artinya :
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Dalam surat An-Nisa’ ayat 59 juga disebutkan yang artinya sebagai berikut :

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”

Kedisiplinan hal ini dikaitkan dengan belajar, sebab yang baik adalah belajar yang disertai dengan sikap disiplin yakni anak dapat membagi waktu sesuai proporsinya dan menepati apa yang telah dijadwalkannya secara terus menerus. Dengan disiplin yang kuat, itulah orang yang pada dirinya akan tumbuh sikap iman yang kuat pula. Dan orang yang beriman, adalah orang yang pada dirinya akan tumbuh sifat yang teguh dalam berprinsip, tekun dalam usaha dan pantang menyerah dalam kebenaran. Disiplin adalah kunci kebahagiaan, biasa dengan disiplin, ketenangan hidup akan tercapai.

3. Tujuan Kedisiplinan Belajar Siswa
Menanamkan kedisiplinan biasanya menjadi tujuan pokok dalam membina anak. Tujuan utamanya adalah membuat kedisiplinan dengan memberikan pola tingkah laku yang baik dan benar juga untuk mengembangkan kontrol dan arah, misalnya berbuat sesuatu tanpa harus diarahkan oleh orang lain. (kontrol eksternal). Kontrol eksternal adalah sikap terbentuk dalam diri seseorang berupa norma-norma, ukuran atau aturan-aturan. Orangtua secara terus-menerus wajib menanamkan dan mengembangkan sikap ini.
Sedangkan tujuan kedisiplinan belajar jangka pendek adalah membuat anak didik terlatih dan terkontrol dengan mengajarkan kepada mereka bentuk – bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau masih asing bagi mereka. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah agar terbentuk kematangan tingkah laku.Tumbuhnya sikap kedisiplinan bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada diri seseorang tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik, dan itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit. Untuk kepentingan tersebut, dalam rangka mendisiplinkan peserta didik guru harus mampu menjadi pembimbing, contoh atau teladan, pengawas, dan pengendali seluruh perilaku peserta didik.
Berpijak dari berbagai tujuan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan kedisiplinan belajar adalah agar membuat siswa terlatih dan terkontrol dalam belajar sehingga ia memiliki kecakapan cara belajar yang baik. Selain itu juga merupakan proses pembentukan perilaku yang baik sehingga ia mencapai suatu pribadi yang luhur, yang tercermin dalam kesesuaian perilaku dengan norma-norma atau aturan-aturan belajar yang ditetapkan secara kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar Siswa
Pembentukan sikap disiplin buka merupakan suatu yang terjadi secara spontan atau otomatis pada diri seseorang, melainkan sikap tersebut terbentuk atas dasar beberapa faktor yang mempengaruhinya dan pembentukan ini melalui beberapa proses secara bertahap. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap kedisiplinan belajar adalah :
a. Faktor Intern
Yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan, factor-faktor tersebut meliputi :
1) Faktor Pembawaan
Menurut aliran nativisme bahwa nasib anak itu sebagian besar berpusat pada pembawaannya sebagai pengaruh lingkungan hidupnya sedikit saja. Baik buruknya perkembangan anak sepenuhnya bergantung pada pembawaannya.
2) Faktor Kesadaran
Kesadaran adalah hati yang telah terbuka atas pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan.Disiplin yang mantap pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Sebaliknya disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati nurani akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama, atau disiplin yang statis, tidak hidup.
Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan jika seseorang memiliki kesadaran atau pikirannya lebih terbuka untuk melaksanakan disiplin maka ia pun akan melakukan.
3) Faktor Minat
Minat adalah suatu perangkat manfaat yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan-perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut, kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu. Dalam berdisiplin minat sangat berpengaruh untuk meningkatkan keinginan yang ada dalam diri seseorang. Jika minat seseorang dalam berdisiplin sangat kuat maka dengan sendirinya ia akan berperilaku disiplin tanpa menunggu dorongan dari luar.
4) Faktor Pengaruh Pola Pikir
Ahmad Amin dalam bukunya “Etika” mengatakan bahwa ahli ilmu jiwa menetapkan bahwa pikiran itu tentu mendahului perbuatan-perbuatan, maka perbuatan berkehendak itu dapat dilakukan setelah pikirannya. Pola pikir yang telah ada terlebih dahulu sebelum tertuang dalam perbuatan sangat berpengaruh dalam melakukan suatu kehendak atau keinginan. Jika orang mulai berfikir akan pentingnya disiplin maka akan melakukannya.
b. Faktor Ekstern
Yang dimaksud faktor ekstern kedisiplinan belajar adalah faktor yang ada di luar individu yang bersangkutan. Antara lain :
1) Faktor keluarga
Keluarga merupakan suatu unit sosial yang terdiri dari seorang suami dan seorang istri. Dan ketika kedua seorang suami istri tersebut dikaruniai anak maka anak-anak menjadi unsur utama ketiga pada keluarga. Keluarga, dimana anak diasuh dan dibesarkan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Tingkat pendidikan orang tua dalam mendidik anak besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohani anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
Jadi disiplin muncul dari hubungan keseluruhan antara orangtua dan anak-anak, cara pengelolaan rumah tangga, dan nilainilai yang paling orangtua tekankan. Disiplin juga memerlukan komitmen, usaha, dan perhatian orangtua. Disiplin adalah cara orangtua menyampaikan kepedulian kepada anak-anak.80 Kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan keluarga, akan terbawa oleh anak dan sekaligus akan memberikan warna terhadap perilaku kedisiplinannya kelak. Dalam hal ini termasuk di dalamnya pembentukan sikap kedisiplinan anak dalam belajar. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Sesuai hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya :
“Dari Abi Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw bersabda. Setiap anak yang dilahirkan atas dasar fitrah, maka ibu bapaknyalah yang menasranikan atau menyahudian atau memajusikan.” (HR. Bukhori Muslim)

2) Faktor lingkungan sekolah
Dalam pendidikan, mendisiplinkan peserta didik harus dimulai dengan pribadi guru yang disiplin, arif, dan beribawa. Dalam hal ini disiplin harus ditujukan untuk membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi, mencegah timbulnya masalah disiplin, dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Dalam menanamkan disiplin, guru bertanggung jawab mengarahkan, dan berbuat baik, menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian. Guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, terutama disiplin diri (self discipline).
Suatu hal yang sangat esensial dalam semangat disiplin yaitu hormat dan patuh pada peraturan. Di satu sisi seorang anak didik harus belajar mematuhi aturan, belajar melaksanakan apa yang menjadi tugasnya, karena ia wajib berbuat demikian. Pembiasaan seperti ini yang tidak dipenuhi secara lengkap dalam keluarga dan harus dibebankan pada lembaga lain, yaitu sekolah. Ketika peraturan-peraturan di sekolah dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya dan dikenakan sanksi bagi yang melanggarnya, niscaya akan terbinalah sikap disiplin pada diri anak didik.
3) Faktor lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat ialah semua orang (manusia lain) yang mempengaruhi kita.84 Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan dan juga memiliki norma atau aturan yang mengatur kepentingan anggota masyarakatnya agar terpelihara ketertibannya. Dari sinilah terlihat bahwa tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakatnya, termasuk di dalamnya pembentukan sikap disiplin. Dari uraian di atas jelaslah bahwa kedisiplinan dalam belajar hendaknya dimiliki oleh setiap pelajar, yang akhirnya nanti dapat menjadi kebiasaan dalam setiap aktivitasnya. Apabila cara belajar yang disiplin itu sudah menjadi kebiasaan, maka terbentuklah semangat belajar dalam diri siswa. Dalam kewajiban belajar bukan lagi menjadi beban melainkan sudah dianggap sebagai kebutuhan hidupnya.

D. Hubungan Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Pramuka Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa
Pendidikan kepramukaan merupakan pendidikan non formal yang dilaksanakan diluar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dan berperan sebagai suplemen terhadap pendidikan formal dalam melahirkan generasi yang disiplin dan bertanggung jawab pada masa depan. Untuk mencapai maksud tersebut dilaksanakan kegiatan kepramukaan, yaitu kegiatan yang menantang (menampilkan kesulitan, menstimulasi kreativitas dan memberikan pengalaman yang baru, menarik (orisinal sehingga dapat membangkitkan minat dan keinginan untuk berpartisipasi), menyenangkan bagi kaum muda serta dilaksanakan di alam terbuka dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan.
Dalam meningkatkan motivasi siswa tidak hanya dibutuhkan rangsangan atau dorongan dari dalam diri siswa saja, tetapi juga sangat dibutuhkan rangsangan dari luar. Oleh karena itu guru memainkan peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan motivasi siswa. Khususnya motivasi dalam mengikuti kegiatan pramuka. Dengan tujuan agar dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam belajar. Dalam kegiatan pramuka tersebut siswa dididik dan dilatih untuk selalu disiplin. Karena dalam pramuka terdapat kegiatan yang mencerminkan sikap kedisiplinan. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat tercermin pula sikap disiplin siswa dalam belajar. Jadi antara motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa sangat berhubungan. Karena semakin tinggi motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka, maka akan semakin tinggi pula kedisiplinan belajar siswa.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang penulis kemukakan bahwa skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka di SMA N 1 MUARA PAYANG dikategorikan cukup karena hasil nilai rata-rata dari angket mencapai 47,74 pada interval 41- 48.

2.      Kedisiplinan belajar siswa/siswi SMA N 1 MUARA PAYANG dikategorikan cukup baik karena dari hasil nilai rata-rata 43,96 pada interval 40 – 45.

3.      Setelah diketahui rata-rata dari masing-masing variabel maka langkah selanjutnya uji hipotesis dengan rumus korelasi product moment, dari analisis tersebut dapat diketahui ada hubungan positif antara motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa/siswi SMA N 1 MUARA PAYANG. Hal ini ditunjukkan dari uji rxy = 0,413 dengan ditunjukkan hasil perhitungan tabel pada taraf signifikan 5 % sedangkan ro = 0,413 dan rt = 0,294. Sedangkan pada tabel signifikan 1 % menghasilkan ro = 0,413 dan rt = 0,380. Berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya ada hubungan positif antara motivasi siswa/siswi dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Saran
Untuk mewujudkan kehidupan dan masa depan para remaja, kita sebagai generasi penerus bangsa yang akan menerima tongkat estafet kepemimpinan di masa yang akan dating agar menjadi manusia yang berdisiplin, khususnya dalam belajar. Hal tersebut berkaitan dengan pembahasan skripsi ini, maka penulis akan menyampaikan saran-saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi keluarga besar di SMA N 1 MUARA PAYANG sebagai berikut :
1. Untuk Para Siswa/siswi
a. Kegiatan pramuka hendaknya jangan dijadikan media hiburan saja tetapi juga sebagai media pendidikan dan informasi. Melalui kegiatan kepramukaan kita dapat mengambil banyak hal yang bermanfaat untuk diri kita, terutama dalam menumbuhkan jiwa yang disiplin. Dari pramuka kita dapat menambah wawasan dan memperluas cakrawala berfikir kita. Oleh karena itu para siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasinya dalam mengikuti kegiatan pramuka tersebut.
b. Para siswa dapat menjadikan belajar sebagai kebutuhan tanpa harus dipantau terus oleh orang tua, namun dengan kesadaran sendiri menggunakan waktu untuk belajar agar prestasinya dapat terus meningkat. Selain itu para siswa juga diharapkan untuk selalu mematuhi tata tertib yang ada di sekolah, agar dapat tercipta tatanan sekolah yang disiplin dan teratur sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Untuk Para Orang tua
a. Remaja meskipun bukan anak-anak tetapi mereka juga belum bisa dikatakan dewasa. Mereka masih membutuhkan pendamping orang tua dalam rangka mencari jati dirinya. Oleh karena itu orang tua perlu terus mendorong anak-anaknya agar aktif mengikuti kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan oleh SMA N 1 MUARA PAYANG.
b. Para orang tua hendaknya memperhatikan kedisiplinan belajar anakanaknya, dengan cara memberikan perhatian terpusat dalam menggunakan waktu untuk belajar serta perhatian mendayagunakan kesadaran yakni yang membangun kesadaran anak akan pentingnya belajar sebagai sebuah kebutuhan.
3. Untuk Penyelenggara Kegiatan Kepramukaan
Masa depan bangsa terletak di tangan generasi muda dan tanggung jawab membentuk generasi muda yang berakhlak mulia merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab orang tua dan guru saja, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Gerakan pramuka seyogyanya dapat memberikan pendidikan yang bersifat mendidik, karena apapun kegiatan yang dilaksanakan sangat berpengaruh pada generasi muda yang masih dalam keadaan labil secara psikologi. Kepramukaan sebagai media yang efektif dalam mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku siswa. Oleh karena itu kegiatan pramuka hendaknya lebih banyak memberikan kegiatan yang berdampak positif bagi para anggotanya.

C. Penutup
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dalam pembahasan skripsi ini, tentunya tidak luput dari kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan kurangnya pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, saran dan kritik yang konstruktif, sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga amal baiknya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap, semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.



DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan Yogyakarta : PT Tiara Wacana
Yogya, 1993
Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993
Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak), Jakarta : Bulan Bintang, 1975
Aptorina, Kedisiplinan Penting dalam Proses Pendidikan,
http://syopian.net/blog/?p=623
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta : PT
Rineka Cipta, 1993
_________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006
Azwar, Azrul, Gerakan Pramuka AD/ ART, Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, 2009
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, Yogyakrta :
AR-RUZZ MEDIA, 2010
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : CV. Asy Syifa’,
t.th
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT Rineka Cipta,
1999
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008
D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah,
Jakarta : CV Murni Daya, 1998
Dyah Amiyah Lindayani dan Achmad Sapari, Panduan Gerakan Pramuka,
Surabaya : Penerbit SIC, 2006
Elias, Maurice J, Cara-cara Efektif Mengasah EQ Remaja : Mengasuh dengan
Cinta, Canda dan Disiplin, Bandung : Kaifa, 2003

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : PT Remaja

Itulah contoh Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI. SEMOGA BERMANFAAT.

Tag : Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI
Read More